Tiga istilah ini sering dipakai dalam strategi bisnis dan inovasi:
1. Value Creating (Menciptakan Nilai)
➡️ Perusahaan menghadirkan sesuatu yang baru atau lebih baik untuk konsumen.
Contoh: Apple menciptakan iPhone → gabungan ponsel + internet + iPod.
2. Value Capturing (Menangkap Nilai)
➡️ Bagaimana perusahaan mengubah nilai yang diciptakan menjadi pendapatan/laba.
Contoh: Apple bukan hanya jual produk, tapi juga ekosistem App Store → recurring income.
3. Value Eroding (Nilai yang Terkikis)
➡️ Ketika nilai yang diciptakan hilang atau berkurang karena:
-
Kompetitor masuk dengan harga lebih murah.
-
Teknologi jadi usang.
-
Konsumen beralih ke tren baru.
Contoh: Nokia kehilangan pasar smartphone karena tidak ikut tren layar sentuh.
🔑 Intinya:
-
Menciptakan nilai = inovasi/solusi.
-
Menangkap nilai = strategi monetisasi.
-
Nilai terkikis = risiko kalau tidak beradaptasi.
BUSINESS ARCHITECTURE MINDSET
"Business architecture mindset" adalah cara berpikir strategis dan sistematis yang fokus pada **membangun, merancang, dan menyelaraskan struktur bisnis** agar mendukung visi jangka panjang perusahaan. Ini bukan cuma soal membuat struktur organisasi, tapi bagaimana semua elemen—proses, orang, teknologi, informasi, strategi—terkoneksi dan mendukung tujuan bersama.
Berikut poin-poin utama dari **mindset business architecture**:
---
### 1. **Holistic Thinking (Berpikir Menyeluruh)**
Melihat bisnis sebagai satu ekosistem yang saling terhubung, bukan bagian-bagian yang terpisah.
> *Contoh: Bukan hanya memperbaiki tim marketing, tapi melihat bagaimana marketing, sales, dan customer support membentuk satu alur pengalaman pelanggan.*
---
### 2. **Strategic Alignment**
Memastikan semua proyek, inisiatif, dan proses operasional selaras dengan strategi bisnis utama.
> *Misal: Jika strategi bisnis adalah ekspansi global, maka arsitektur bisnis akan mencakup kesiapan sistem logistik internasional, kebijakan, dan kemampuan digital.*
---
### 3. **Blueprint Thinking**
Menggunakan peta atau “blueprint” untuk menggambarkan hubungan antar bagian—misalnya:
- Capability map (kemampuan organisasi)
- Value streams (alur penciptaan nilai)
- Information map
- Org structure & business processes
---
### 4. **Customer-Centric**
Fokus pada penciptaan nilai bagi pelanggan, dan bagaimana struktur internal mendukung itu.
> *Bukan sekadar efisien, tapi bagaimana perusahaan memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan.*
---
### 5. **Adaptability & Change-Ready**
Membentuk struktur yang fleksibel agar bisa cepat beradaptasi dengan perubahan pasar, teknologi, atau regulasi.
---
### 6. **Cross-Functional Collaboration**
Business architect harus bisa menjembatani antar tim: IT, operasional, manajemen, dan bisnis agar semua bagian bicara bahasa yang sama dan bergerak searah.
---
Kalau kamu tertarik menerapkan mindset ini dalam bisnismu, bisa mulai dari:
- **Mendefinisikan core capabilities**
- **Membuat peta alur nilai (value streams)**
- **Melihat kesenjangan antara kondisi sekarang dan target**
- **Menghubungkan proyek dan teknologi dengan tujuan bisnis**
Kamu pengen pakai mindset ini untuk skala startup, UMKM, atau organisasi yang lebih besar? Aku bisa bantu bikin blueprint dasarnya.
WHY EXPENSIVE?
The **World Economic Forum (WEF) Annual Meeting in Davos** is expensive because it is an **exclusive, high-level gathering** that provides access to **powerful global leaders, top executives, and policymakers**. Here’s why the costs are so high:
### **1. Exclusive Membership & Networking**
- WEF is a **private organization**, and its events are designed for **elite decision-makers** in business, government, and academia.
- The high cost ensures that only **serious players**—like CEOs of Fortune 500 companies, heads of state, and leading academics—attend.
- The event offers **unmatched networking** opportunities with top global influencers.
### **2. High Event Costs & Logistics**
- Davos is a **small Swiss town**, and hosting thousands of VIPs requires **extensive security, accommodations, and logistical planning**.
- Security is tight, involving **Swiss police, private security firms, and even military support**.
- The event includes **hundreds of sessions, keynote speeches, and high-tech facilities** for discussions.
### **3. Brand & Prestige**
- Being part of WEF **signals status** and influence in global decision-making.
- Companies and leaders **pay to gain visibility** among the world's most powerful people.
### **4. Funding WEF’s Global Initiatives**
- WEF is a **non-profit** but runs multiple global initiatives in **climate change, digital transformation, economic development, and AI governance**.
- Membership fees help fund these programs.
It’s essentially a **pay-to-play** event where businesses and leaders invest in influence, networking, and shaping global policies.
FREE OR NO?
No, attending the **World Economic Forum (WEF) Annual Meeting in Davos** is not free. It is an **invite-only** event, primarily for **business leaders, politicians, academics, and influential figures**.
### **Cost Breakdown:**
1. **Membership Fees** – To attend, a company must usually be a **WEF member**, which costs anywhere from **$65,000 to $650,000 per year**, depending on the level of membership.
2. **Participation Fees** – Even if a company is a member, individuals still need to pay an additional fee to attend Davos, which can be around **$19,000 - $29,000 per person**.
3. **Travel & Accommodation** – Since Davos is expensive, attendees also pay high costs for hotels, transportation, and food.
### **Who Can Attend for Free?**
A few select groups may **attend without paying**:
- **Government Officials** (some are invited as speakers or participants).
- **Young Global Leaders** (a WEF program for emerging leaders).
- **Journalists & Media** (if accredited).
- **NGOs and Academics** (some may get invitations or scholarships).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar