TOKOPEDIA JAMAN DULU
Share tentang pengalaman saya.. saya adalah pemilik dari Palastri Shop di Yogyakarta. Pembeli saya mayoritas dari Jakarta dan luar pulau. Waktu itu Saya iseng iseng bikin toko online di jakarta. Menjual produk import dan konveksi disana. Booom.. lahirlah 2016 Gabriella. Sekarang namanya saya ubah jadi Gabriella Tokopedia. Why? Karena kalau dicari Gabriella saja tidak muncul. Maka saya kasi nama lengkap. Sementara dulu, cukup Gabriella saja akan muncul karena toko status adalah gold 🪙, gold 3.. atau boleh dibaca sebagai toko dengan transaksi besar. Kini status gold, bronze 🥉, silver 🥈 sudah tidak digunakan lagi.
Point 1 : kesulitan sekarang untuk mencari toko yang punya kredibilitas tinggi
Berapa lama kemudian, Tokopedia mengijinkan pemain besar masuk seperti Unilever dan brand brand lain atau disebut sebagai dikelola oleh Tokopedia dan official shop. Tentu sekarang yang banyak tertampil adalah official. Walaupun saya punya perusahaan dan bisa saja saya daftar sebagai official, tapi saya tidak melakukannya.
Dahulu patokan dari jumlah transaksi dan status toko gold 🪙 dst.. kini kita dipenuhi dengan yang namanya official stores 🏪 yang mau bantingan untuk berada di front page.
Point 2 : perubahan skema iklan
Dulu saya bayar iklan per bulan 600rb atau kadang 600rb untuk per 3 bulan. Sekarang saya tidak iklan lagi karena yang ditawarkan adalah broadcast dan pay per click.
Alasan :
1. Pay per click buat saya, ending ke ga good deal. Alias banyak yang klik tapi ga beli. Sehari habis 200rb tanpa ada return yang mencukupi.
2. Broadcast: boro boro mau broadcast.. sebagai pembeli ya ( bukan penjual), kalau ada toko broadcast itu malah saya klik unfollow, klik tidak mau terima broadcast selamanya. Saya ga suka di broadcasting, masa saya mau nge broadcast ( baca : nge spam ) orang
Point 3 : yang ditampilkan di news feed page / front page / hasil telusur tidak punya algoritma yang baik
Saya kuliah teknik informatika. Dengar dengar sekarang 60 persen lulusan universitas harus cumlaude ya? Dulu di jaman saya cuma ada 2 yang cumlaude. Jadi cumlaude itu keren banget. Sekarang Uda kaya gorengan. Ga berkualitas..
Dulu saya sering Pantau pesaing, saya lihat itu dia kenapa lebih laku.. oh karena lebih murah. Oh karena yang dijual dan banyak disukai ini. Jadi mudah buat saya tampil di front page. Keywords yang saya pakai menggoda dan transaksi mantab. Sekarang? Sebagai pembeli saja kalau saya mau cari barang, saya ga dapat tu yang saya mau. Isinya yang promosi ( mungkin penjualan juga baik), tapi kok ga sesuai yang saya mau ya? Jadinya ga jadi beli. Sementara si toko Oren yang dulunya menurut saya gak banget. Sekarang kalau saya ketik, dia kasi rekomendasi sesuai yang saya mau.
Point 4 : niatnya kasi free ongkir tapi jadi sama kaya e commerce di bawahnya. Ibarat kata turun tangga.
Saya cewek. Tahu gak kebanyakan pengguna Tokopedia itu cowok. Dan mereka itu ga mikir free ongkir. Beda sama cewek cewek yang hitung menghitung ribet. Karakter buyer juga beda.
Gabriella tadinya punya banyak reseller karena ambil dari Tokopedia jual lagi di Tokopedia begitu lagi sampai 5 lapis reseller. Saya kan info, ambil untung 2rb -3rb per baju. Biar putarannya bagus.
Nah contoh barang dari saya kan langsung konveksi jadi murah banget tuh. 48rb dijual dropshipper 1 50rb. Lalu dia open dropship juga. Dijual lagi 52rb. Dan seterusnya.
Saya pernah cek ternyata saya kirim barang untuk toko ke 5 dengan harga sudah 75rb.
Dan dropship waktu itu aman karena dia tinggal tulis nama dan telepon dia.
Kenapa ini untung buat Tokopedia?
Karena semua transaksi terjadi di Tokopedia. Dropshippers dapat duit dari Tokopedia. Lalu semua pasang iklan disitu. Akhirnya mata kita ga pernah cari toko lain. Semua di Tokopedia..
Waktu itu Tokopedia nomor 1.
Lalu Tokopedia bikin sistem free ongkir. Dan kala mau free ongkir, ga bisa dropship.. alias tombol tulis nama dropship tidak ada. Ini kiamat bagi resellers saya yang jumlahnya puluhan orang waktu itu.. artinya jalur dropship telah diputus.
Point 5 : tanpa sadar membatasi pengiriman
Saya ada 13 konveksi dari jakarta barat sampai Tangerang. Artinya ada 13 toko berbeda..lalu Tokopedia ada sistem gosend BLA BLA bla yang dimana instant dst harus dengan 1 alamat. Alhasil saya ga bisa jual dan minta 13 gudang kirim langsung. Sistem networking disini terputus.
Lalu saya melakukan penelitian dengan membandingkan toko saya Palastri Shop di Jogja. Cara saya main completely different 😝 dan saya ga ada tuh free ongkir. Tetap jalan. Terbukti ya berarti tidak boleh ada pembatasan pengiriman dan pembeli mau kok bayar ongkir. Buat apa bilang free ongkir tapi harga barang dinaikkan. Kan sama aja bohong 😆
Point 6 : biaya fee terlalu tinggi
Saya paham kalau per toko cuma bayar biaya iklan, pas toko gede kan lebih untung kalau fee per produk. Nah waktu itu ibarat kata 600rb per bulan ya untuk biaya iklan. Kalau pakai fee, Tokopedia bisa dapat 1,8 juta. Dan itu dinaikkan terus sampai sekarang 8-10 persen+ yang free ongkir. Intinya harus ada fee hampir 15 persen.
Kalau dilihat Amerika, fee 30 persen pun normal karena mereka bayar pajak 40 persen. Uda biasa sistem itu. Tapi Indonesia pajak 1 persen, setengah persen. Mungkin mau naik 2 persen. Ga cocok kalau minta fee tinggi.. bisa jadi Boomerang dan bikin orang ga mau jual lagi disitu.
Point 7 : seller yang dipilih untuk presentasi
Saya pernah sekali ikut acara komunitas penjual Tokopedia dan ga berniat ikut lagi. Dia bawa pembicara seorang dari Jogja. Toko silver 🥈 waktu itu. Dia banyak jual di Instagram. Saya nge list kehadiran dan infokan 2 toko. Satu silver juga waktu itu ( sekarang udah gold 🪙). Dan toko di jakarta 🪙 🪙 🪙 3 dan waktu itu keren bangett bisa punya toko Gold 🪙. Eh mas nya yang presentasi malah bilang dia pakai Instagram.
1 pertanyaan saya.. kalau mau cari pembicara itu mbok yang bisa dapat banyak dari Tokopedia seperti saya. Bukan pemain yang pakai Instagram lalu jualan di Tokopedia masih level kroco ( di catur itu yang kecil kecil kita sebut kroco ). Di ruangan itu sempat ditanya yang punya toko gold siapa? Cuma saya!! Dan panitia support yang lain supaya bisa jadi gold 🪙 tapi ga tanya gimana kok saya bisa gold. Saya kesana niatnya mau share pengalaman bagus saya waktu itu.
In the end, saya pulang dan saya pikir. Sepertinya panitia atau sistem management di dalam saya berbeda dengan pola saya. Ga mau datang lagi
Point 8 : mem banned 🚫 dan menghapus produk tanpa alasan yang bisa diterima orang awam
Saya pernah kena moderasi beberapa kali. Untungnya toko bisa dibuka. Saya akhir akhir ini baca surat pembaca ada toko ditutup permanen padahal buka dari 2016 juga.. nah ini sangat disayangkan. Menurut saya, lebih baik hapus produk yang tidak benar. Tapi jangan tutup orang. Karena seller itu juga buyer. Kalau mereka kecewa dan punya toko lama yang ditutup. Biasanya mereka jadi benci dan nantinya malah ga mau beli dan berhubungan lagi dengan Tokopedia. Saran saya dihapus saja produk bermasalahnya..
Ending..
Saya pernah sukses dan masih berjalan di Tokopedia dengan 2 toko walaupun sangat jauh berbeda kondisi jualan saat ini. Tapi jika ke depannya strategi cuma pada naikin fee, pasang iklan orang Korea ( biar naikin transaksi di Tokopedia), dan dilengkapi dengan manajemen yang bukan doer / pelaku bisnis sebenarnya ( cuma anak muda yang digaji dan buat sistem coba coba ). Maka ini adalah saatnya untuk buat sekoci penyelamatan ganti model bisnis.
Note 🎵 🎶:
Pengalaman bisnis saya dari 9 tahun..buka toko dengan 100 persen uang sendiri di 3 februari 2010. Punya perusahaan dan CV di tahun yang sama. Ibarat anak, artikel ini saya tulis di tahun 2024 jadi sudah 14 tahun perusahaan saya..
Di Tokopedia dari pertengahan 2016 sudah 8 tahun...
Saya sangat suka Tokopedia ketika dibuat oleh founder nya yang notabene kakak kelas saya jauh dari Atmajaya fakultas teknik informatika..tidak pernah kenal. Tapi dia kakak tingkat jauh ( alumni ).. kini sudah dijual ke tangan sekian. Dan sangat berbeda.. dan menjadikan tidak lagi ranking 1...
Gabriella Tokopedia |
Terimakasih untuk semua orderannya kak :) sudah mencapai 7000++ point. Bagi kk yg mau jadi reseller dropship bisa langsung klik https://m.tokopedia.com/gabriellaos
Gabriella hanya jualan di Tokopedia dengan nomor WA 085693913558. Jika kakak menemukan nomor lain, instagram, atau apapun yg mengatasnamakan Gabriella / GabriellaOS maka itu bukan akun kami yah kak. Jika ada masalah kami tidak bertanggungjawab. Untuk amannya selalu transaksi dengan tokopedia di link Gabriella di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar