BESIDE HELPING, WHAT CREDIT CAN I GET?
Kalau kamu ingin menciptakan dampak sekaligus mendapatkan profit dan kredit (pengakuan), kamu perlu merancang model yang menguntungkan baik untuk pemerintah maupun untukmu sendiri. Berikut beberapa cara agar kamu bisa mendapatkan keuntungan dari proyek ini:
1. Membuat Platform atau Program dengan Model Bisnis Berkelanjutan
Alih-alih hanya menjadi mitra pemerintah, kamu bisa membangun platform atau layanan yang membantu tenaga kerja korban PHK dan menjualnya sebagai solusi ke pemerintah atau industri.
a) Model SaaS (Software as a Service) untuk Pemerintah dan Perusahaan
-
Buat platform digital yang bisa:
✔ Memetakan keterampilan tenaga kerja dan menghubungkannya dengan industri.
✔ Memberikan pelatihan berbasis AI untuk korban PHK.
✔ Mengelola data tenaga kerja dan prediksi PHK sebelum terjadi. -
Profit: Pemerintah dan perusahaan bisa membayar biaya langganan (subscription) untuk menggunakan platform ini.
-
Credit: Namamu akan dikenal sebagai inovator dalam solusi tenaga kerja.
b) Program Inkubator Berbayar untuk Eks-Pekerja
-
Kamu bisa menawarkan program pelatihan + pendampingan bisnis bagi korban PHK yang ingin berwirausaha.
-
Profit:
✔ Dapatkan dana dari pemerintah sebagai mitra penyelenggara program.
✔ Eks-pekerja membayar biaya program dengan skema cicilan setelah bisnis mereka berjalan (success-based fee). -
Credit: Bisa mendapat pengakuan sebagai pembangun ekosistem wirausaha bagi eks-pekerja.
2. Menggunakan Skema Public-Private Partnership (PPP)
Daripada hanya bergantung pada pemerintah, kamu bisa menarik investor swasta yang tertarik mendanai solusi tenaga kerja ini.
-
Pemerintah mendukung dengan kebijakan dan regulasi.
-
Investor swasta tertarik karena ada peluang bisnis yang bisa berkembang.
-
Kamu sebagai pengelola proyek bisa mendapatkan fee berbasis hasil dari investasi ini.
3. Hak Kekayaan Intelektual (IP) & Royalti
Kalau kamu menciptakan metode, sistem, atau software yang membantu tenaga kerja lebih cepat mendapatkan pekerjaan, kamu bisa:
✔ Mendaftarkan paten atau hak cipta atas sistem tersebut.
✔ Menjual lisensi ke pemerintah daerah atau perusahaan yang membutuhkan.
✔ Menjadi konsultan ahli untuk pemerintah atau organisasi internasional.
4. Skema Revenue dari Pemerintah & Industri
Kamu bisa mendesain proyek dengan model pay-per-success, di mana kamu hanya dibayar ketika program yang kamu jalankan berhasil menurunkan angka pengangguran atau meningkatkan keterampilan tenaga kerja.
-
Pemerintah bisa membayar berdasarkan jumlah tenaga kerja yang berhasil direkrut kembali.
-
Perusahaan bisa membayar biaya perekrutan untuk setiap pekerja yang mereka dapatkan melalui programmu.
Kesimpulan: Menggabungkan Dampak Sosial dengan Profit
Untuk mendapatkan keuntungan sekaligus pengakuan, kamu bisa:
✔ Membuat platform atau program yang dibutuhkan pemerintah & industri (dan menjualnya sebagai solusi).
✔ Menggunakan model berbasis hasil (dibayar jika program berhasil).
✔ Mengamankan hak kekayaan intelektual (dan menjual lisensinya).
✔ Menggaet investor swasta dalam skema kemitraan publik-swasta.
DEPARTMENT MANA YANG BISA SAYA AJAK?
Untuk menangani masalah PHK massal secara fundamental, kamu bisa bekerja sama dengan beberapa departemen pemerintah yang berhubungan dengan ketenagakerjaan, pendidikan, ekonomi, dan industri. Berikut departemen yang cocok untuk diajak kerja sama:
1. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker)
Mengapa?
-
Kemnaker bertanggung jawab atas kebijakan ketenagakerjaan, termasuk pelatihan ulang (reskilling), penciptaan lapangan kerja, dan perlindungan tenaga kerja.
Ide Kolaborasi:
✔ Program pelatihan keterampilan berbasis industri yang langsung menghubungkan peserta ke pekerjaan.
✔ Sistem pemetaan tenaga kerja berbasis teknologi untuk menghubungkan korban PHK dengan peluang kerja baru.
✔ Program kewirausahaan bagi korban PHK dengan akses ke modal usaha kecil.
2. Kementerian Perindustrian (Kemenperin)
Mengapa?
-
Bertanggung jawab atas pengembangan industri dan manufaktur, yang sering menjadi sektor terdampak PHK massal.
Ide Kolaborasi:
✔ Program Decentralized Manufacturing untuk memberdayakan eks-pekerja pabrik agar bisa memproduksi barang sendiri dengan teknologi modern (3D printing, IoT, dll.).
✔ Pemberian insentif bagi industri yang mau mengalihkan pekerja ke sektor baru ketimbang melakukan PHK.
✔ Pelatihan keterampilan industri berbasis teknologi, seperti otomasi dan AI, agar pekerja tetap relevan.
3. Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM)
Mengapa?
-
Banyak korban PHK beralih menjadi pengusaha kecil, tetapi sering gagal karena kurangnya pelatihan dan akses pasar.
Ide Kolaborasi:
✔ Program inkubator bisnis untuk eks-pekerja yang ingin berwirausaha.
✔ Pengembangan platform crowdfunding berbasis blockchain untuk mendanai bisnis kecil.
✔ Digitalisasi UMKM agar mereka bisa bersaing di e-commerce dan ekspor.
4. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
Mengapa?
-
Sistem pendidikan sering kali tidak menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri, menyebabkan kesenjangan keterampilan.
Ide Kolaborasi:
✔ Kurikulum baru berbasis job-ready skills untuk sekolah dan universitas.
✔ Integrasi teknologi AI dan VR dalam pelatihan kerja.
✔ Program pendidikan berbasis magang agar lulusan siap kerja.
5. Kementerian Investasi / Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Mengapa?
-
BKPM berperan dalam menarik investasi asing, yang bisa menjadi solusi penciptaan lapangan kerja baru.
Ide Kolaborasi:
✔ Insentif bagi perusahaan asing untuk membangun pabrik dan pusat riset di Indonesia dengan komitmen zero-layoff policy.
✔ Program impact investment yang menghubungkan investor dengan startup yang mempekerjakan korban PHK.
Kesimpulan:
Jika kamu ingin berkontribusi secara besar, ajak Kemnaker untuk program pelatihan dan pendampingan kerja, Kemenperin untuk industri, dan Kemenkop UKM untuk wirausaha. Kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk solusi jangka panjang.
Menurutmu, jalur mana yang paling menarik untuk kamu eksekusi lebih lanjut?
MANA YANG PELUANGNYA TINGGI?
Anda benar, memilih bidang dengan permintaan tinggi dan kekurangan tenaga kerja dapat meningkatkan peluang sukses Anda. Berikut beberapa sektor di Indonesia yang saat ini membutuhkan banyak tenaga kerja terampil:
1. Teknologi Informasi dan Digital
-
Analis Data dan Ilmuwan Data: Menganalisis dan menginterpretasikan data kompleks untuk membantu pengambilan keputusan bisnis.
-
Spesialis Big Data: Mengelola dan menganalisis kumpulan data besar untuk menemukan pola dan wawasan.
-
Spesialis AI dan Machine Learning: Mengembangkan algoritma dan model kecerdasan buatan untuk berbagai aplikasi.
-
Spesialis Pemasaran Digital dan Strategi: Merancang dan melaksanakan strategi pemasaran di platform digital.
-
Spesialis Transformasi Digital: Membantu organisasi beralih ke proses digital dan teknologi baru.
*Sumber: World Economic Forum, Future of Jobs 2020*
2. Energi Terbarukan
-
Insinyur Energi Terbarukan: Merancang dan mengimplementasikan solusi energi berkelanjutan seperti tenaga surya dan angin.
3. Otomasi dan Internet of Things (IoT)
-
Spesialis Otomasi Proses: Mengotomatisasi proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi.
-
Spesialis IoT: Mengembangkan dan mengelola perangkat yang terhubung untuk meningkatkan fungsi dan efisiensi.
4. Manufaktur
-
Tenaga Kerja Terampil di Sektor Manufaktur: Indonesia diperkirakan akan kekurangan tenaga kerja ahli di sektor manufaktur, yang dapat menyebabkan pendapatan tahunan yang tidak terealisasi sebesar USD 43 miliar pada tahun 2030. citeturn0search1
5. Layanan Keuangan dan Bisnis
-
Profesional di Sektor Layanan Finansial dan Bisnis: Kekurangan tenaga kerja ahli di sektor ini berpotensi menyebabkan pendapatan tahunan yang tidak terealisasi sebesar USD 9,1 miliar pada tahun 2030. citeturn0search1
6. Pekerjaan Kelas Menengah
-
Pekerjaan dengan Produktivitas dan Pendapatan Tinggi: Indonesia masih kekurangan pekerjaan kelas menengah yang menawarkan produktivitas, pendapatan, dan manfaat sosial yang lebih tinggi. citeturn0search4
Memasuki salah satu bidang di atas dapat menjadi langkah strategis, terutama jika Anda bersedia untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan sesuai kebutuhan industri. Pertimbangkan minat pribadi Anda dan bagaimana Anda dapat berkontribusi dalam bidang tersebut untuk mencapai kesuksesan jangka panjang.
JADI BUKAN KARENA SURPLUS PEKERJA?
Ya, tepat sekali! Masalah utama bukan karena Indonesia kelebihan pekerja, tetapi karena ketidaksesuaian keterampilan (skills mismatch) antara tenaga kerja dan kebutuhan industri.
Banyak pekerja di Indonesia memiliki keterampilan yang tidak lagi relevan dengan perubahan pasar, terutama karena:
-
Perubahan Industri Cepat → Digitalisasi, AI, dan otomasi menggantikan banyak pekerjaan lama, tetapi tenaga kerja belum siap dengan keterampilan baru.
-
Sistem Pendidikan yang Ketinggalan → Kurikulum sekolah dan universitas sering kali tidak sejalan dengan kebutuhan industri modern.
-
Kurangnya Akses Pelatihan Ulang → Banyak pekerja sulit mendapatkan pelatihan baru karena biaya mahal atau keterbatasan akses.
-
Fokus pada Pekerjaan Formal → Banyak orang masih berpikir bahwa satu-satunya cara bertahan hidup adalah bekerja di perusahaan besar, padahal ada banyak peluang di ekonomi digital, wirausaha, dan gig economy.
Jadi, solusinya bukan sekadar "menyediakan lebih banyak pekerjaan," tapi menciptakan ekosistem di mana tenaga kerja bisa beradaptasi dengan cepat.
Makanya, kalau kamu ingin berkontribusi, kamu bisa fokus ke solusi yang menghubungkan keterampilan dengan peluang kerja secara lebih fleksibel dan inovatif. Kamu sendiri lebih tertarik ke pendekatan mana? Pelatihan keterampilan, model bisnis baru, atau teknologi untuk solusi ekonomi?
IDEALNYA?
Kalau kamu ingin memberikan dampak fundamental terhadap masalah PHK massal di Indonesia, kamu bisa menciptakan solusi yang memperbaiki akar masalahnya: kesenjangan keterampilan, ketergantungan industri pada sistem lama, dan kurangnya fleksibilitas ekonomi.
Berikut beberapa ide yang bisa kamu pelajari dan kembangkan:
1. Platform Skill-to-Income (STI): Dari Pengangguran ke Penghasilan
Masalah: Banyak yang kehilangan pekerjaan tetapi tidak tahu harus berbuat apa selanjutnya. Mereka punya keterampilan, tetapi tidak tahu cara menjualnya.
Solusi: Platform berbasis AI yang langsung menghubungkan individu dengan pekerjaan berbasis keterampilan mereka.
-
AI akan menganalisis latar belakang pengguna dan menyarankan pelatihan singkat atau peluang kerja berbasis freelance, gig economy, atau UMKM.
-
Platform ini akan menawarkan sistem pembayaran aman dan fitur pencocokan kerja berbasis machine learning.
Impact:
✔ Mengubah mentalitas pekerja dari hanya mencari kerja tetap ke fleksibilitas kerja (multi-income sources).
✔ Mengurangi pengangguran dengan membuka akses langsung ke proyek dan pekerjaan berbasis keterampilan.
2. Digital Village Factory: Manufaktur Tanpa Pabrik
Masalah: Banyak perusahaan manufaktur mengalami PHK karena tidak bisa bersaing dengan barang impor dan produksi massal.
Solusi: Membuat sistem produksi decentralized manufacturing berbasis komunitas.
-
Pekerja yang terkena PHK bisa bergabung ke jaringan micro-manufacturing yang menggunakan teknologi 3D printing, AI, dan blockchain untuk produksi barang lokal secara terdesentralisasi.
-
Barang yang dibuat bisa berupa suku cadang, produk fesyen, hingga barang teknologi yang bisa dijual langsung ke pasar global melalui platform e-commerce.
Impact:
✔ Mengubah eks pekerja pabrik menjadi lebih independen.
✔ Mengurangi ketergantungan pada pabrik besar dan sistem konvensional yang rawan PHK.
✔ Meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global.
3. EduFund: Peer-to-Peer Investasi untuk Keterampilan Baru
Masalah: Banyak orang ingin belajar keterampilan baru, tapi tidak punya dana.
Solusi: Membuat platform investasi sosial berbasis blockchain di mana orang-orang bisa mendapatkan pendanaan pendidikan dari investor individu atau perusahaan dengan sistem bagi hasil setelah mereka bekerja.
-
Misalnya, seorang korban PHK ingin belajar coding, tetapi tidak punya uang. Mereka bisa mengajukan dana dari investor di platform ini dan setelah mereka mendapatkan pekerjaan, mereka membayar kembali dalam bentuk persentase kecil dari pendapatan mereka.
Impact:
✔ Membantu masyarakat beradaptasi dengan keterampilan baru tanpa terbebani biaya pendidikan.
✔ Menyediakan alternatif investasi sosial yang berdampak besar.
✔ Mengurangi angka pengangguran karena lebih banyak orang bisa beralih ke industri yang berkembang.
4. AI-Powered Economic Forecasting: Menghindari PHK Sebelum Terjadi
Masalah: Banyak perusahaan baru menyadari masalah finansial mereka setelah terlambat, sehingga PHK menjadi satu-satunya solusi.
Solusi: Sistem berbasis AI yang bisa memprediksi tren ekonomi dan kesehatan keuangan perusahaan untuk mencegah PHK massal sebelum terjadi.
-
Sistem ini akan menganalisis data pasar, kebijakan pemerintah, dan tren industri untuk memberi peringatan dini ke perusahaan dan pemerintah agar bisa mengambil tindakan pencegahan.
Impact:
✔ Mengurangi jumlah PHK dengan perencanaan strategis yang lebih baik.
✔ Memberikan kesempatan bagi pekerja untuk reskilling sebelum industri mereka terkena dampak besar.
Kesimpulan
Kalau kamu ingin menciptakan solusi fundamental, kamu bisa fokus pada:
✔ Meningkatkan akses ke keterampilan baru dengan cara yang mudah dan terjangkau.
✔ Menciptakan model kerja yang lebih fleksibel dan tidak bergantung pada perusahaan besar.
✔ Menggunakan teknologi untuk mencegah krisis ekonomi dan PHK sebelum terjadi.
Menurutmu, ide mana yang paling menarik untuk kamu pelajari dan kembangkan?
SOLUSINYA?
Solusi ideal untuk mengatasi PHK massal di Indonesia harus mencakup langkah-langkah jangka pendek dan jangka panjang yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, perusahaan, dan tenaga kerja. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:
1. Meningkatkan Keterampilan dan Adaptasi Tenaga Kerja
✔ Pelatihan Ulang (Reskilling) dan Peningkatan Keterampilan (Upskilling)
-
Pemerintah dan perusahaan perlu menyediakan program pelatihan berbasis industri digital, teknologi, dan kewirausahaan.
-
Tenaga kerja yang terkena PHK bisa diarahkan ke sektor yang sedang berkembang seperti teknologi, e-commerce, dan jasa berbasis digital.
✔ Mendorong Kewirausahaan
-
Program pembiayaan atau pendampingan bisnis bagi pekerja yang ingin membuka usaha sendiri, terutama di sektor ekonomi kreatif dan UMKM.
-
Edukasi tentang pemasaran digital, manajemen bisnis, dan ekspor produk lokal.
2. Kebijakan Pemerintah yang Mendukung Pekerja dan Industri
✔ Insentif untuk Perusahaan yang Menjaga Karyawan
-
Pemerintah bisa memberikan keringanan pajak atau subsidi kepada perusahaan yang tidak melakukan PHK dan berinvestasi dalam pelatihan tenaga kerja.
-
Program bantuan gaji sementara bagi pekerja di industri yang sedang mengalami kesulitan.
✔ Regulasi yang Mendorong Investasi dan Daya Saing Industri Lokal
-
Mengurangi ketergantungan pada barang impor dengan kebijakan yang mendukung produk dalam negeri.
-
Fasilitasi industri lokal agar lebih kompetitif dengan digitalisasi dan ekspor.
✔ Perluasan Jaminan Sosial untuk Pekerja yang Terkena PHK
-
BPJS Ketenagakerjaan dan skema perlindungan sosial harus lebih fleksibel dalam membantu korban PHK selama masa transisi kerja.
3. Transformasi dan Inovasi di Dunia Usaha
✔ Mendorong Perusahaan untuk Beradaptasi dengan Perubahan
-
Industri harus lebih cepat beradaptasi dengan tren bisnis global, seperti digitalisasi dan keberlanjutan.
-
Pemerintah bisa memberi insentif bagi perusahaan yang mengadopsi teknologi tanpa mengorbankan tenaga kerja secara besar-besaran.
✔ Diversifikasi Ekonomi dan Sumber Penghasilan
-
Jangan hanya bergantung pada sektor manufaktur atau ritel konvensional. Perlu dikembangkan sektor-sektor seperti industri kreatif, teknologi, dan energi terbarukan yang lebih tahan terhadap krisis.
✔ Membangun Ekosistem Kerja yang Lebih Fleksibel
-
Konsep gig economy dan pekerjaan remote bisa menjadi solusi bagi tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan tetap.
4. Meningkatkan Kesadaran dan Mentalitas Tenaga Kerja
✔ Mengedukasi Masyarakat tentang Kemandirian Finansial
-
Mengajarkan pentingnya memiliki sumber penghasilan tambahan, investasi, dan perencanaan keuangan jangka panjang.
-
Mempersiapkan tenaga kerja agar lebih adaptif terhadap perubahan industri.
✔ Membangun Mentalitas Growth Mindset
-
Mengubah pola pikir pekerja agar lebih fleksibel dan terbuka terhadap peluang baru.
-
Fokus pada pembelajaran terus-menerus dan inovasi diri.
Kesimpulan
PHK massal bukan hanya masalah individu, tetapi juga tantangan sistemik yang membutuhkan solusi dari berbagai sisi. Dengan kombinasi kebijakan yang tepat, peningkatan keterampilan tenaga kerja, dan inovasi dalam dunia usaha, Indonesia bisa mengurangi dampak PHK dan menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan kompetitif.
Menurutmu, bagian mana yang paling memungkinkan untuk kamu kontribusikan?
PENYEBAB?
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Berikut adalah beberapa penyebab utama yang sering memicu terjadinya PHK massal:
1. Penurunan Kondisi Ekonomi
Pelemahan ekonomi, baik di tingkat nasional maupun global, dapat menyebabkan turunnya permintaan terhadap barang dan jasa. Akibatnya, perusahaan mengalami penurunan pendapatan yang signifikan, mendorong mereka untuk mengurangi biaya operasional melalui PHK massal. citeturn0search0
2. Melemahnya Daya Beli Masyarakat
Penurunan daya beli masyarakat berdampak langsung pada sektor industri manufaktur dan lainnya. Ketika konsumsi rumah tangga menurun, permintaan terhadap produk dan layanan juga berkurang, memaksa perusahaan untuk menyesuaikan produksi dan mengurangi tenaga kerja. citeturn0search13
3. Ledakan Barang Impor
Masuknya produk impor dalam jumlah besar dapat mengurangi pangsa pasar produk lokal. Persaingan yang ketat dengan produk impor seringkali membuat perusahaan domestik kesulitan mempertahankan penjualan dan profitabilitas, yang pada akhirnya dapat menyebabkan PHK massal. citeturn0search8
4. Transformasi Bisnis dan Digitalisasi
Perkembangan teknologi dan digitalisasi mendorong perusahaan untuk beradaptasi dengan model bisnis baru. Proses otomatisasi dan efisiensi yang ditingkatkan seringkali mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia, yang dapat berujung pada PHK. citeturn0search16
5. Ketidakmampuan Bersaing
Beberapa perusahaan menghadapi tantangan dalam bersaing di pasar yang semakin kompetitif. Faktor seperti kurangnya inovasi, efisiensi operasional yang rendah, atau strategi bisnis yang kurang tepat dapat menyebabkan penurunan kinerja perusahaan dan akhirnya mendorong keputusan untuk melakukan PHK. citeturn0search9
6. Kebijakan Pemerintah dan Regulasi
Perubahan kebijakan dan regulasi, seperti penerapan Undang-Undang Cipta Kerja, dapat mempengaruhi dinamika ketenagakerjaan. Beberapa perusahaan mungkin melakukan penyesuaian tenaga kerja sebagai respons terhadap perubahan regulasi tersebut. citeturn0search2
Penyebab-penyebab di atas seringkali saling berinteraksi dan memperburuk situasi, sehingga memicu terjadinya PHK massal di berbagai sektor industri di Indonesia.
KETRAMPILAN YANG DIBUTUHKAN
Dalam menghadapi dinamika industri dan perkembangan teknologi, terdapat sejumlah keterampilan yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan di Indonesia. Berikut adalah beberapa keterampilan utama yang dicari:
1. Keterampilan Berpikir Analitis dan Pemecahan Masalah
Kemampuan untuk menganalisis situasi kompleks dan menemukan solusi efektif sangat dihargai. Keterampilan ini memungkinkan individu untuk menghadapi tantangan dan membuat keputusan yang tepat dalam lingkungan kerja yang dinamis. citeturn0search6
2. Kreativitas dan Inovasi
Perusahaan mencari individu yang mampu berpikir kreatif dan menghasilkan ide-ide orisinal. Kreativitas menjadi kunci dalam mengembangkan produk, layanan, dan strategi bisnis yang inovatif. citeturn0search0
3. Keterampilan Komunikasi
Kemampuan berkomunikasi secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan, sangat penting. Keterampilan ini mendukung kolaborasi tim, negosiasi, dan penyampaian ide dengan jelas kepada berbagai pihak. citeturn0search2
4. Adaptabilitas dan Fleksibilitas
Di era perubahan cepat, kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru dan fleksibel dalam menghadapi tantangan menjadi sangat berharga. Individu yang adaptif mampu belajar keterampilan baru dan menyesuaikan diri dengan perkembangan industri. citeturn0search9
5. Keterampilan Digital dan Literasi Teknologi
Pemahaman tentang teknologi digital, termasuk pemasaran digital, e-commerce, dan analisis data, semakin penting seiring dengan transformasi digital di berbagai sektor. Keterampilan ini membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan mencapai target pasar yang lebih luas. citeturn0search5
6. Kepemimpinan dan Pengaruh Sosial
Kemampuan untuk memimpin tim, mengambil keputusan strategis, dan memotivasi orang lain sangat dihargai. Keterampilan kepemimpinan memungkinkan individu untuk mengarahkan organisasi menuju pencapaian tujuan bersama. citeturn0search9
7. Kecerdasan Emosional
Memahami dan mengelola emosi diri sendiri serta orang lain membantu dalam membangun hubungan kerja yang harmonis. Kecerdasan emosional mendukung komunikasi yang efektif dan penyelesaian konflik di tempat kerja. citeturn0search9
8. Manajemen Waktu
Kemampuan untuk mengatur waktu secara efektif memastikan penyelesaian tugas sesuai deadline dan meningkatkan produktivitas kerja. Manajemen waktu yang baik memungkinkan individu untuk menyeimbangkan berbagai tanggung jawab dengan efisien. citeturn0search3
9. Keterampilan Penjualan dan Negosiasi
Dalam sektor seperti penjualan dan pemasaran, kemampuan untuk menjual produk atau layanan serta melakukan negosiasi dengan klien sangat penting. Keterampilan ini membantu perusahaan dalam mencapai target penjualan dan membangun hubungan bisnis yang kuat. citeturn0search2
10. Keterampilan Analisis Data
Kemampuan untuk mengolah dan menganalisis data membantu perusahaan dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang akurat. Keterampilan ini penting dalam memahami tren pasar dan meningkatkan strategi bisnis. citeturn0search4
Mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut dapat meningkatkan daya saing individu di pasar kerja dan memenuhi kebutuhan industri yang terus berkembang.
PHK MASSAL
PHK massal biasanya terjadi karena berbagai faktor, seperti perlambatan ekonomi, otomatisasi, perubahan tren bisnis, atau kebijakan perusahaan. Ini bukan berarti Indonesia surplus pekerja secara umum, tetapi lebih kepada ketidaksesuaian antara keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri.
Kalau kamu ingin membantu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
1. Membantu Korban PHK Mendapat Penghasilan
-
Memberikan Pelatihan: Kamu bisa membuat program pelatihan berbasis keterampilan seperti e-commerce, bisnis digital, atau produksi handmade (seperti sabun atau fashion).
-
Membantu Membangun Bisnis Sendiri: Banyak korban PHK ingin berwirausaha tetapi bingung mulai dari mana. Kamu bisa berbagi ilmu tentang bisnis online atau marketplace.
-
Menciptakan Peluang Kerja: Jika bisnismu berkembang, mungkin bisa membuka lapangan pekerjaan baru.
2. Menghubungkan Mereka dengan Peluang Baru
-
Networking & Community Building: Bisa melalui Rotary atau komunitas lain yang memiliki akses ke peluang kerja atau proyek.
-
Menjadi Penghubung dengan Perusahaan Global: Banyak orang ingin bekerja remote atau di luar negeri, tetapi tidak tahu caranya. Kamu bisa membantu dengan informasi atau koneksi.
3. Menyuarakan dan Mengedukasi
-
Menulis atau Membuat Konten Edukasi: Kamu bisa menulis di blog, media sosial, atau bahkan memasukkan ini dalam bukumu nanti.
-
Mendukung Kebijakan dan Program Pemerintah yang Tepat: Misalnya, dengan mengusulkan program re-skilling atau mendorong perubahan kebijakan tenaga kerja.
Kamu punya keahlian di teknologi, bisnis, dan fashion, jadi bisa fokus ke solusi berbasis teknologi atau bisnis kreatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar