Gianduja (atau Gianduia) adalah campuran cokelat dan pasta hazelnut yang sangat halus — bisa dibilang “nenek moyangnya Nutella” 🥄🍫
Asalnya dari Piedmont, Italia, sekitar abad ke-19. Saat itu kakao langka karena perang Napoleon, jadi pembuat cokelat di Torino mencampur kakao dengan pasta hazelnut lokal (karena daerah itu terkenal dengan hazelnut Tonda Gentile).
Hasilnya:
✨ Teksturnya creamy, meleleh di mulut
✨ Rasanya seimbang antara manis, cokelat, dan aroma kacang panggang
✨ Warna cokelat muda
✨ Digunakan untuk isi cokelat batangan, praline, atau pasta oles
Beberapa contoh terkenal:
-
Ferrero Rocher → isiannya berbasis gianduja
-
Caffarel Gianduia 1865 → gianduja murni khas Italia
-
Venchi & Baratti & Milano juga punya versi premiumnya
Jadi kalau kamu suka cokelat dengan rasa hazelnut yang halus dan tidak terlalu manis — gianduja itu surga buat lidahmu 😋
![]() |
| Coklat bentuk high heels 👠 |
COKLAT MONGO MONGGO Tirtodipuran 100 Apricot 9 November 2025
Praline adalah jenis permen atau cokelat isi kacang yang populer di Eropa dan Amerika. Tapi maknanya bisa sedikit berbeda tergantung asalnya:
🍫 1. Versi Prancis:
Praline dibuat dari kacang (biasanya almond atau hazelnut) yang dilapisi karamelized sugar. Hasilnya renyah, manis, dan digunakan sebagai topping atau dihancurkan untuk isi cokelat.
🍫 2. Versi Belgia:
Di Belgia, praline berarti cokelat berisi krim, karamel, nougat, atau pasta kacang. Ini yang paling sering kamu temui di toko cokelat seperti Godiva, Neuhaus, atau Leonidas. Biasanya berbentuk elegan dan jadi oleh-oleh khas Belgia.
🍫 3. Versi Amerika (New Orleans):
Praline di sana lebih mirip permen lembut dari gula, susu, mentega, dan pecan. Teksturnya seperti fudge, bukan renyah.
Jadi, tergantung konteksnya, praline bisa berarti:
-
Gula-karamel kacang renyah (Prancis),
-
Cokelat isi lembut (Belgia),
-
Permen pecan manis (Amerika Selatan).
Ritter Sport = ❤️ 💜 ❤️ coklat Jerman favorite dari tahun 2014
Yes 🌿 theobromine itu zat aktif utama di kakao/cokelat (nama ilmiahnya memang dari Theobroma cacao = “makanan para dewa”).
✨ Tentang theobromine:
-
Jenis zat: Alkaloid, mirip dengan kafein, tapi lebih ringan.
-
Efek utama:
-
Stimulasi halus → bikin lebih fokus dan terjaga, tapi tidak “deg-degan” seperti kafein.
-
Vasodilator → melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah lancar, jantung lebih rileks.
-
Mood booster → meningkatkan serotonin & dopamin → bikin bahagia, hangat, penuh cinta.
-
Diuretik ringan → bikin sering pipis (membersihkan tubuh).
-
⚡ Perbandingan dengan kafein:
-
Kafein: cepat naik → energi langsung tinggi → bisa bikin jittery / deg-degan.
-
Theobromine: lebih lambat, lebih panjang efeknya, rasa “calm energy” & hangat.
🍫 Karena itu, ceremonial cacao yang tinggi theobromine bisa terasa seperti “energi spiritual” yang lembut → bikin tubuh hangat, hati terbuka, cocok buat meditasi, journaling, atau dance ritual.
Dark chocolate is considered beneficial for health when consumed in moderation, mainly due to its high content of antioxidants, especially flavonoids, which can support cardiovascular health and provide other potential benefits. Here’s a closer look:
Health Benefits of Dark Chocolate:
1. Rich in Antioxidants: Dark chocolate is packed with flavonoids, particularly epicatechins, which can help reduce inflammation, improve blood flow, and lower the risk of heart disease by improving circulation and reducing blood pressure.
2. Heart Health: The antioxidants in dark chocolate can improve blood vessel function and reduce the risk of clotting, potentially lowering the risk of stroke and heart disease.
3. Mood Booster: Dark chocolate stimulates the release of endorphins (the "feel-good" hormones) and contains small amounts of caffeine, which can provide a mild energy boost.
4. Brain Health: The flavonoids in dark chocolate are believed to improve cognitive function and protect the brain from neurodegenerative diseases like Alzheimer's.
5. Blood Sugar Regulation: Some studies suggest that dark chocolate, when consumed in small amounts, may improve insulin sensitivity, which helps with blood sugar regulation.
The Best Way to Consume Dark Chocolate
- Choose High-Quality Dark Chocolate: Look for dark chocolate with at least 70% cocoa content or higher. The higher the cocoa percentage, the more antioxidants it contains, and the lower the sugar content.
- Consume in Moderation: While dark chocolate has health benefits, it is still calorie-dense and contains fat and sugar. Eating small amounts (about 1-2 ounces or 30-50 grams per day) can provide the benefits without the risk of overconsumption.
![]() |
| Nero Italian Chocolate Bar 88 70 99 Cacao |
TARTUFINO
One of their standout offerings is the Tartufi Dolci Fondente 70%, a dark chocolate truffle made with 70% cocoa content.
When comparing Tartufino and Godiva, both brands offer premium chocolate experiences, but they cater to slightly different preferences and traditions. Here's a breakdown to help you decide which aligns better with your taste:
🍫 Tartufino (Antica Torroneria Piemontese)
-
Origin: Italy
-
Specialty: Artisanal truffles, particularly known for their tartufo (truffle) pralines.
-
Flavor Profile: Rich, nutty, and often features hazelnuts and cocoa powder.
-
Texture: Smooth and creamy centers encased in fine chocolate.
-
Ideal For: Those who appreciate traditional Italian confectionery with a focus on nutty flavors and artisanal craftsmanship.(Business Insider, Piccantino Online Shop International)
🍫 Godiva
-
Origin: Belgium
-
Specialty: A wide range of chocolates, including truffles, pralines, and chocolate bars.
-
Flavor Profile: Varied, with options ranging from sweet to dark, often incorporating fruits and spices.
-
Texture: Smooth and creamy, with some products featuring a more indulgent, buttery finish.
-
Ideal For: Those seeking a diverse selection of chocolates with a luxurious feel.
🆚 Comparison
| Feature | Tartufino | Godiva |
|---|---|---|
| Origin | Italy | Belgium |
| Specialty | Tartufo truffles | Wide range of chocolates |
| Flavor Profile | Nutty, rich | Sweet to dark, diverse |
| Texture | Smooth, creamy | Smooth, some with buttery finish |
| Ideal For | Traditional Italian confectionery | Luxurious, diverse chocolate options |
🏆 Verdict
-
Choose Tartufino if you desire authentic Italian truffles with a focus on nutty, rich flavors and artisanal quality.
-
Choose Godiva if you prefer a broader selection of chocolates with a luxurious feel and diverse flavor profiles.
Both brands offer exceptional quality, so your choice depends on your personal taste preferences and the type of chocolate experience you're seeking.
CACAO DI YOGYAKARTA 🥰
Katanya petaninya ada di kulon Progo dan gunung kidul ..
Yogyakarta memiliki potensi besar dalam industri kakao dan cokelat, dengan berbagai destinasi yang menawarkan pengalaman edukatif dan rekreasi. Berikut beberapa tempat yang dapat Anda kunjungi:
-
Taman Kakao Cokelat: Terletak di Dusun Doga, Gunungkidul, taman wisata ini menawarkan edukasi tentang budidaya tanaman kakao dan pengolahan cokelat secara tradisional. Anda dapat belajar langsung dari petani lokal mengenai proses penanaman hingga produksi cokelat. Taman ini buka setiap hari pukul 09.00 – 18.00 WIB.
-
Chocolate Monggo: Sebagai produsen cokelat premium di Yogyakarta, Chocolate Monggo memiliki museum dan pabrik yang terbuka untuk umum. Di sini, pengunjung dapat belajar tentang sejarah cokelat, proses pembuatannya, serta mencicipi berbagai varian cokelat. Lokasinya berada di Kotagede, Yogyakarta.
-
Desa Wisata Nglanggeran: Selain dikenal dengan Gunung Api Purba, desa ini juga memiliki kebun kakao yang dikelola oleh masyarakat setempat. Pengunjung dapat mengikuti tur kebun kakao, memahami proses budidaya, dan menikmati produk cokelat lokal.
Selain destinasi wisata, Yogyakarta juga memiliki perkebunan kakao yang luas, terutama di daerah Gunungkidul. Luas perkebunan kakao di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai lebih dari 5.000 hektare, dengan sebagian besar berada di Gunungkidul.
Taman Kakao https://youtu.be/dcZWhk2lRWg?si=eOSNe9DYF6zCHg_c
081328771024
Taman Kakao Cokelat https://g.co/kgs/pyUjkwE
VAN HOUTEN Journey ✈️
Novie ... Coklat Italia..
BIAYA SERTIFIKASI
Biaya untuk memperoleh sertifikasi **Forest Stewardship Council (FSC)** di Indonesia bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti luas lahan, jenis perusahaan, kompleksitas operasional, dan lokasi hutan. Karena itu, tidak ada tarif tetap yang berlaku untuk semua kasus.
Sebagai ilustrasi, **Koperasi Wahana Lestari Menoreh** di Kulon Progo, Yogyakarta, mengeluarkan biaya antara **Rp400 juta hingga Rp500 juta** untuk mendapatkan sertifikasi FSC dengan masa berlaku sekitar lima tahun. Sementara itu, **PT Roda Mas Timber**, yang memiliki HPH seluas 100.000 hektar, menghabiskan sekitar **Rp3 miliar** selama tiga tahun dalam proses sertifikasi FSC. citeturn0search0turn0search4
Perlu dicatat bahwa biaya tersebut mencakup berbagai komponen, seperti:
1. **Biaya Registrasi dan Administrasi**: Biaya awal untuk pendaftaran dan administrasi.
2. **Biaya Penilaian dan Audit**: Termasuk biaya untuk inspeksi oleh auditor, yang tarifnya dapat bervariasi berdasarkan jumlah auditor dan durasi audit.
3. **Biaya Sertifikat dan Publikasi**: Biaya untuk penerbitan sertifikat dan publikasi terkait.
4. **Biaya Surveilans Tahunan**: Biaya untuk audit pengawasan rutin selama masa berlaku sertifikat.
Untuk mendapatkan estimasi biaya yang lebih akurat sesuai dengan kondisi spesifik perusahaan Anda, disarankan untuk menghubungi langsung **Lembaga Sertifikasi (Certification Body/CB)** yang terakreditasi oleh FSC. Di Indonesia, terdapat beberapa CB terakreditasi yang dapat memberikan informasi detail mengenai persyaratan dan biaya yang diperlukan. citeturn0search5









Tidak ada komentar:
Posting Komentar