KOTA YANG RAMAH DISABILITAS
Disabilitas tidak hanya fisik. Ada sensorik dan mental
Pak Kus : penggiat seni disabilitas. ===> Pakai kebudayaan Jawa yang ada. Tidak harus pendekatan Barat.. ( bagus dan positif
Pelayanan digital berbasis public ===> apps dan website harus berkonsultasi dengan pihak disabilitas
https://www.unesco.or.id/download/05_AssessmentTool_InclusiveCities_Bahasa_Rev281017B.pdf
JUMPA DI BAPPEDA
Contoh produk snacks dari aplikasi nglarisi |
Mengkawal isu disabilitas, lansia , kemiskinan
Pendidikan, kesehatan
Rencana induk 25 tahun lalu ada kegiatan 5 tahunan aksi
LANSIA
Proporsi jumlah lansia DIY : 20 persen lansia. Terutama gunung kidul.
LT : LLT layanan lansia terintegrasi.. biasanya lansia menua disitu.
Komisi lansia tingkat kota ( komda lansia) mau mengadopsi sistem LLT pakai dana istimewa
Bikin kota ramah lansia.
Lansia : dinsos hanya aspek sosial. Padahal lansia ada aspek kesehatan juga yang lansia butuh.
Jogja sudah declare kota inklusi, ramah disabilitas dan ramah lansia.
Hak lansia : hak usaha. 3100 disabilitas.
Belom ada kuliner yang dikelola oleh disabilitas dan lansia.
DISABILITAS
70 persen masih produktif
Program : asistensi kesehatan. Butuh beli alat alat bantu.
Tindak lanjut pelatihan. Tidak sustainable
AIR BERSIH & SANITASI
Air bersih= PDAM. Problem: pipa Uda tua.. butuh infrastruktur baru. ( Aksesibilitas air bersih ).
BUMN harus mikir operasional biar ga rugi
Sanitasi : pengolahan limbah terpusat. Sampah yang di area rendah ( Kotabaru ). Tidak bisa terkonek sampah. Harus pakai vacuum
Sumur komunal sudah tidak boleh. Butuh kolaborasi terkait cek kualitas air bersih.
EKONOMI
Sebanyak-banyaknya ikut bikin UMKM : karena supaya dapat bantuan. Jadi orang bikin cuma karena bakal dikasi subsidi.. setelah itu ya ga dijalankan..
Butuh pendampingan / pelatihan apa?
Desa Prima: prempuan distimulasi dana untuk bikin usaha.. ( dilatih lalu jalan usaha)..
Pembinaan kelompok usaha ( dari kementerian)
UKKM basis individual.. dari kelompok baru naik kelas ke UMKM. :: instrumen assessment nya dari mahasiswa UAD ( tidak digaji ).. dari data assessment dianalis. Data ini jadi mapping 🗺️ 🗾
Aplikasi " nglarisi " : untuk mengakomodasi kantor pemerintah.. yang bisa jualan kelompok kerja khusus kuliner.. awal ada kritik makanan kurang dst. Nanti kolaborasi dengan chef. Ada yang penjualannya 0. Yang bagus ada yang punya anggota 80. Masalah : putaran modal. 2 bulan baru dibayar + banyak transaksi yang dijual di luar aplikasi. ( Bisa saya lakukan karena base nya IT ).
Masalah : edukasi gaptek. Penggunaan aplikasi..
Kualitas belom bagus. Jangan go public.. ( makanannya).
Mendagri kasi dana kelurahan untuk desa desa. Dana temuan tahun kedua tidak ada. Tapi di angggaran ada.
Potensi pemberdayaan masyarakat = beda daerah beda
Mereka butuh tempat jual dimana? AG Joni sebagai market hub. Kalau UMKM ada sibakul. Mereka bisa buat produk tapi kesulitan menjual produk.
AG Joni bilang : butuh create market dulu.
STUNTING
Masalah : tingkat kehadiran tidak sama ( untuk menimbang). Yang timbang bulan pertama ramai. Lalu bulan bukan berikutnya tidak datang untuk timbang.
Remeja putri tidak boleh anemia..
Makanan disediakan tapi ada dana tidak turun..
Kelurahan: mengawal distribusi dan data timbangan
Melibatkan vendor di wilayah setempat..yang masalah di masyarakat dan yang sediakan di masyarakat tersebut..
RISET INOVASI
Rinofdal.. riset strategis ( dia butuh apa untuk diriset, lalu minta orang luar riset ) : biasanya hire akademisi. Dan ada juga riset tematis dengan kolaborasi dengan forum LPPM..
Ada juga forum CSR.
Bulan April ada musrembang CSR.
Jejaring dengan BASNAS dan lembaga philanthropy lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar