Jumat, 22 April 2016

sepersepuluhan itu nyata! :)

Di Intenet saya melihat banyak orang yang mendebatkan tentang persepuluhan. Persepuluhan ada di Injil perjanjian lama (lebih jelasnya langsung baca di alkitab).

Saya mau bercerita sedikit, saya mulai bisnis di usia 22 tahun, saking senangnya dapat uang, nomor 1 yang saya ingat adalah Tuhan. Setiap seminggu sekali saya ke gereja untuk "menyumbang" kadang 10%, 20% profit, pernah 50% profit juga. Saya melakukannya dengan senang hati karena itu saya persembahkan untuk gereja dan pembangunannya, kalau di istilah injil : Bait Allah. Setiap bulan begitu hingga itu seperti habit untuk saya. Besar nilainya tergantung mood memang, tidak flat sama tiap bulan. Yang menghenarnkan, bertahun2 setiap bulan selalu untung saya dalam menjalankan bisnis kecil2an saya. Tidak pernah ada rugi. Uang selalu cukup untuk menggaji karywan.

Sampai pada Nov 2014 yang lalu, saat perekonomian tiba2 merosot. Dilanjut di 2015. Saat TV2 dan berita isinya PHK karywan. Di Juli 2015 saya mulai ragu, kenapa tidak saya tidak usah sumbang saja, kan ini uang lumayan besar bisa untuk gaji karywan, dan menghidupi saya. terus begitu sd Desember 2015. Bukannya kondisi toko membaik, tapi penjualan malah menurun drastis sampai2 saya defisit gaji karywan. ternyata sudah defisit dari Juli. Saya berdoa, saya depresi waktu itu. bertahun2 saya selalu lewat ini ada apa seperti ini. Tiba2 ada suara yang saya yakini sebagai Roh Kudus : "nak, ada yang masuk ada yang keluar, ingat kamu selalu bersyukur padaKu, mengapa kini kami mengeluh.."

Saya seketika dengan suara itu, saya jadi ingat sejak Juli memang saya tidak mau nyumbang ke gereja. Saya memikirkan bagaimana saya hidup jika saya sumbangkan ini, nominal ini banyak untuk saya... dan disitu saya menyadari saya manusia yang tidak percaya. Tidak percaya bahwa Tuhan akan memberikan keajaiban untuk saya. Sampai2 saya ragu akan apa yang akan saya makan esok, bagaimana saya menghidupi toko, bagaimana saya menggaji karywan. rasa2 manusiawi yang muncul seperti orang lain : bagaimana nanti mrk hidupin anak mereka, bagaimana nanti uang SPP, uang sampah, uang makan, dst. Itu semua manusiawi. tapi itu semua salah bagi saya! Tidak, mengapa saya tak percaya pada Tuhan!

Setelah dilema 2 bulan, kira2 februari akhir saya memutuskan untuk kembali menyumbang (menyumbang 10% atau sepersepuluhan yang saya maksud adalah ke gereja ya. kalau sumbang baju ke panti asuhan, org yang tidak mampu, dst saya anggap sebagai sumbangan ++, buat saya sumbang minimal 10% profit kotor belom potong listrik, gaji karywan dst). Misalkan saya menjual barang seharga 100.000, saya untung 10.000, maka 10% dari 10.000 alias 1000 rupiah saya persembahkan ke gereja. Tanpa saya pikir bagaimana gaji karywan, bagaimana saya hidup. 2 bulan ini semua kembali normal. Cantik. Bagus semua :)

Entah karena sugesti atau memang benar adanya. Tapi apa salahnya kita memberi 10% untuk "pembangunan Bait Allah"? Toh selama ini kita mendapatkan segalanya gratis dari Tuhan. Semakin banyak memberi, semakin kita menyenangkan Tuhan. Tuhan materialistis dong? saya balik pertanyaannya ya : sekarang Tuhan kasi anda gratis, mengapa anda diminta 10% nya saja susah, padahal kalau anda doa minta macam2. Anggaplah Tuhan adalah Bapak anda, Bapak anda memberi anda modal usaha, lalu anda memberikan hasil keuntungannya 10% profit, apa susahnya?

~dengan kita memberi, kita melepaskan keterikatan kita pada duniawi, Dan Tuhan suka itu, ketika kita memberikan 10%, kita mencintai Tuhan ketimbang "sayang" dengan uang tersebut~

Ini pandangan saya pribadi yang tentunya akan saya teruskan pada anak2 saya nantinya, supaya mereka percaya bahwa memberi itu indah :)
bagaimanapun tangan si pemberi selalu di atas dan penerima selalu dibawah. artinya : si pemberi kedudukannya lebih tinggi dari si penerima :)

Tuhan memberkati :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MOTHER'S DAY